Minggu, 11 Agustus 2013

Sebatas Aksara

"Aku selalu memandangmu teduh, tanpa tahu kau pandang apa aku. Tanpa tahu hitam atau putihkah aku dimatamu. Dan kini semua berujung pada perjanjian suci, antara aku dan huruf-huruf. Agar tetap tiada yang tahu"
Ada yang pernah menuliskan bahwa kalau kau punya rasa, biarkan ia terkembang jadi kata.
Tapi aku lebih suka merangkai aksara, walaupun terlihat tidak nyata.

Ada rasa yang tercipta dari aksara..
Ada rindu yang tersampaikan, didalamnya..
Dengan aksara, aku bisa bebas menyatakan apapun yang aku inginkan..
Seperti: menjadi sesuatu yang bertahan dalam doamu, misalnya.

23 Juni 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar