Jika memang benar Jogja itu istimewa, dari sini mestinya muncul generasi pemimpin berikutnya.
Jogja adalah saksi mata, jutaan sarjana yang diwisuda.
Banyak yang sukses dan kaya raya, juga yang merasa siap memimpin bangsa.
Pendidikan memang membuka banyak kesempatan, tapi pendidikan tak otomatis lahirkan kepemimpinan.
Pemimpin tak lahir karena ijazah, tapi oleh kerja keras dan kepedulian yang terus diasah.
Apa arti ijazah yang bertumpuk, jika kepedulian dan kepekaan tidak ikut dipupuk?
Apa gunanya sekolah tinggi-tinggi, jika hanya perkaya diri sendiri dan famili?
Bagaimana akan bersikap anti-korupsi, jika sejak muda hanya sibuk dengan urusan sendiri?
Tak ada yang tiba-tiba bagi calon pemimpin bangsa, kecakapan bukan salinan genetika.
Inspirasi datang dari hidup yang tahan uji, pemimpin muncul dari tempaan yang tiada henti.
Rabu, 30 April 2014
Jumat, 25 April 2014
Canggung
Kuketikkan panjang -panjang karakter yang akan aku kirimkan padamu.
Penuh-penuh aku memikirkannya.
Lantas kuteringat bahwa betapa kakunya
pertemuan terakhir kita.
Canggung tak karuan, meskipun sudah mencoba
biasa dan membuat suasana menjadi lebih baik.
Ku hapus cepat-cepat
puluhan karakter itu dan aku pikirkan kata-kata yang menurutku lebih
pantas untuk memecah tembok kekakuan dan kecanggungan ini. Kita
sama-sama tahu bahwa tak perlu lagi penjelasan ini itu. Hanya perlu
sebuah keberanian untuk memulai percakapan.
Kecanggungan, buah dari rindu
yang tak sempat matang.
Rindu yang berjawab pada deret-deret kalimat dan
gambar di dunia maya.
Rindu yang membuat kaku ini menjadi semakin
angkuh.
Ketahuilah, aku ingin menyapamu.
Entah dengan teriakan marah
palsu atau dengan kelembutan minta maaf.
Rabu, 23 April 2014
Ia tak kita minta,
Tak kita rasa,
Tapi diam-diam menghidupi..
Ia terbang jauh melintasi batas kekaguman.
Terbenam dalam melampaui dasar samudera ketertarikan..
Dan kini ia telah tenggelam lebih dalam lagi,
Ke dalam palung laut samudera yang paling luas lagi gelap dasarnya..
Jika ada yang hendak mengambilnya, tak ingin aku membantu..
Dan lagi, aku telah lupa di samudera mana ia berada...
Tak kita rasa,
Tapi diam-diam menghidupi..
Ia terbang jauh melintasi batas kekaguman.
Terbenam dalam melampaui dasar samudera ketertarikan..
Dan kini ia telah tenggelam lebih dalam lagi,
Ke dalam palung laut samudera yang paling luas lagi gelap dasarnya..
Jika ada yang hendak mengambilnya, tak ingin aku membantu..
Dan lagi, aku telah lupa di samudera mana ia berada...
Jumat, 04 April 2014
Teruntuk sosok dimasa depan..
Halo, sosok aku dimasa depan..
Ini aku, sosokmu saat berumur 22 tahun. Bagaimana keadaanmu saat kembali
membaca surat ini? Apakah kau sedang lelah dengan deadline pekerjaanmu? Atau
kau baru menyelesaikan membaca sebuah buku yang beberapa hari lalu kau beli?
Atau mungkin kau sedang tidak bisa tidur karena coffemix yang baru saja kau
minum? Ah ya, tentang coffemix itu, aku harap kau tidak lupa untuk tidak
terlalu sering mengkonsumsinya. Kau tidak ingin tengah malam nyaris masuk IGD
RS seperti yang dulu pernah kau alami kan? Semoga kau tidak lupa untuk menjaga
kesehatanmu sendiri.
Aku berharap, siapa pun kau saat kembali membaca surat ini, sedang berada dalam
kondisi fisik dan keimanan terbaikmu, tidak sakit atau pun hal-hal yang tidak
membahagiakan lainnya, karena kau tahu? aku sangat berharap banyak dari mu. Yaa,
setidaknya untuk saat ini.
Langganan:
Postingan (Atom)