Sabtu, 28 Juni 2014

Sudah sehat Mbak??

Satu bulan terakhir ini, saya sering sekali mendapatkan pesan singkat dari beberapa orang yang cukup dekat mengenal saya, bertanya;
"Mbak, gimana kabarnya?"

"Mbak Ika sehat kan?" atau
"Mbak Ika, ke dokter mba.."
Sebuah pertanyaan yang terkadang hanya saya beri jawaban seadanya, tanpa respon yang terlalu serius. Sepertinya mereka lebih mengkhawatirkan kondisi kesehatan saya, dibandingkan dengan diri saya sendiri.

Saat itu, saya merasa semuanya baik-baik saja, sampai saya mendapatkan pertanyaan;
"Mbak, kamu tambah kurusan. Kamu lagi mikirin apa?"
"Lagi ga kepikiran apa-apa juga."
"Mbak jangan bohong.. Mbak jadi pendiam, senyumnya hilang, ga ceria seperti biasanya"
Saya hanya bisa terdiam..
Lagi-lagi, mereka yang lebih peduli dengan saya dibandingkan dengan diri saya sendiri. Bahkan mereka memperhatikan perubahan sikap keseharian saya.

Kamis, 26 Juni 2014

Berbahagialah...

Dan pada detik aku memintamu untuk menjaganya, maka pada saat itu pula aku telah melepasmu..
Dan sejak saat itu, bukan kamu lagi yang akan ada dalam tautan-tautan aksaraku.. :)
Bukankah dia sosok yang juga pandai merangkai aksara, seperti aku?
Mungkin itu salah satu hal yang juga membuat hatimu jatuh..
 

Aku telah melepasmu untuk menjaganya, maka berbahagialah..

Selamat meresapi keheningan...

Selamat meresapi keheningan,
Ditemani tetes hujan yang turun dengan perlahan..
Meresapi makna kesabaran, ketabahan, keikhlasan, dan memaafkan…


Saat ini hanya mampu menerka-nerka, apa yang hendak Engkau tunjukkan?
Apa yang hendak Engkau ajarkan?
Apakah mungkin hanya butuh sebuah kesabaran yang akan membuka pemaknaan dari semua hal yang terjadi hari ini?


Senin, 16 Juni 2014

Hidup..

Sederhana, namun membekas makna
Biasa saja, namun timbulkan bahagia
….berkah

Sedikit, namun sungguh berarti
Terbatas, namun tak pernah habis dibagi
….syukur

Terus memberi, namun lantas menjadi pelupa
Letih, namun cukup Ia yang mengetahuinya
….ikhlas

Berat, namun harus dijalani
Sesak, namun senyum tetap terpatri
….sabar

Harus seperti apa lagi hidup ini dijalani?

Rabu, 04 Juni 2014

Tulisan lima paragraf tempo hari..

Sebenarnya, ada dua hal penyebab rasa bersalah hinggap di lubuk hati kita. Yang pertama, karena kita memang bersalah dan kita menyadarinya. Sebab ini tak ada salahnya, wajar, ada kepastian.
Yang kedua, karena kita terlalu merasa. Terlalu dalam memikirkan. Terlalu melankolis menyikapi. Padahal bisa jadi kita tidaklah melakukan apa-apa. Kita bukanlah penyebab suatu kesalahan, hingga tak perlu merasa bersalah.

(Y, dalam salah satu tulisan diblognya)

Aku, termasuk yang kedua..

Selasa, 03 Juni 2014

Ia sebaik-baiknya penjaga..

Mungkin kau terlalu jauh mencari Ra..
Jangan-jangan hal itu berada dekat sekali denganmu, namun kau belum memberikannya kesempatan.
Cobalah untuk sejenak melihat dari sisi yang berbeda, dan kau akan menemukan hal-hal baru yang selama ini belum kau lihat. Jangan berlama-lama meratapi hal-hal yang sesungguhnya tidak boleh berlama-lama kau ratapi. Bangkit lagi, bergerak lagi, bersemangat kembali.. Dan nanti, kau akan kembali menemukan kebahagiaan yang kau ciptakan sendiri..

Titipkan segala rasa pada-Nya, kekhawatiranmu, takutmu, sabarmu, dan atau mungkin rindumu..
Bukankah Ia sebaik-baiknya penjaga?

Minggu, 01 Juni 2014

Teka-Teki

Kadang kita dekat, kadang kita berjarak

Kadang kita akrab, tapi seketika menjelma asing

Ketidaktahuanku atas diriku
Prasangkaku atasmu
Tabir yang tak mampu kau sibak mengenai aku
Keterbatasanmu menerjemahkan inginmu, atau bahkan sekedar membuka tentangmu

Yang kau mau dariku,
Yang ku harapkan darimu,

: Biarlah segala kita menjadi tanda tanya

…karena ternyata, manusia memang menyukai teka-teki…
(dan memang hanya Ia yang mengetahui segala isi hati)

Kecewa..

Manusia punya keterbatasan dalam menilai. Semua paham itu. Lucunya, kita tetap saja sering kecewa…

…kecewa dengan segala hal yang jauh dari ekspektasi,
…kecewa dengan mimpi yang tak kunjung dapat terealisasi,
…kecewa dengan kenyataan yang berbeda dengan prediksi,

Manusia punya keterbatasan dalam menilai.
Semua paham itu.
Lucunya, kita tetap saja sering kecewa.