Rabu, 04 Juni 2014

Tulisan lima paragraf tempo hari..

Sebenarnya, ada dua hal penyebab rasa bersalah hinggap di lubuk hati kita. Yang pertama, karena kita memang bersalah dan kita menyadarinya. Sebab ini tak ada salahnya, wajar, ada kepastian.
Yang kedua, karena kita terlalu merasa. Terlalu dalam memikirkan. Terlalu melankolis menyikapi. Padahal bisa jadi kita tidaklah melakukan apa-apa. Kita bukanlah penyebab suatu kesalahan, hingga tak perlu merasa bersalah.

(Y, dalam salah satu tulisan diblognya)

Aku, termasuk yang kedua..


Mungkin seringkali kamu bingung, atas setiap permohonan maaf yang tersampaikan. Itu bukanlah sebuah formalitas belaka, namun benar-benar sebuah permohonan. Hingga akhirnya kamu menyatakan 'mengapa minta maaf? kamu tidak bersalah'. Entahlah, namun sepertinya semua disebabkan oleh hal yang kedua.

Ya, terkadang aku merasa bersalah terhadap suatu (yang mungkin) kesalahan. Padahal, aku tidak melakukan apa-apa. Tiba-tiba aku sudah berada di tengah sebuah cerita, yang aku tidak tahu cerita sebenarnya di awal kisah. Lalu apa yang bisa aku perbuat? Aku hanya bisa tergugu kaku pada saat itu.

Ya, mungkin saja aku seseorang yang terlalu merasa, karena bukankan sudah pernah kubilang padamu bahwa perempuan itu pada umumnya perasa? Dan walaupun aku dikenal sebagai seorang perempuan yang simpel dan terkadang terlalu rasional, aku tetap memiliki sisi perasa itu.

Namun, terima kasih.. 
Terima kasih, karena berulang kali kamu berusaha untuk meyakinkanku bahwa aku tidak bersalah. Aku tidak bersalah, karena memang aku tidak melakukan apapun. Terkadang, kalimat seperti itu bisa meringankan pikiran dan juga memberikan sebuah ketenangan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, semua akan baik-baik saja.

Terima kasih... 

Nb: Sudah, tidak usah bertanya-tanya lagi ini untuk siapa dan tentang apa. Ini tulisan lima paragraf yang aku janjikan tempo hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar