Kamis, 04 Desember 2014

Senja yang Percuma..

Senjaku turun menahan kecewa.
Menamai diri dengan terka.
Mencecar ribu tanya tentang batas-batas tak berasa.
Batas antara fakta, dusta, dan murka.

Senjaku menggulung berteman tangis.
Berburuk sangka dengan segala yang dramatis.
Pada benci yang selalu melirik sadis.

Senjaku.. Menggelap percuma.
Bersatu kembali dengan waktu dan putus asa.

Aku terjaga dalam jelaga yang buta.
Menahan resahnya nafas yang tak bermakna ada.
Kosong.
Ada yang mati dalam tanya. Menuai bara.
Sebaret kisah yang menusuk dalam. Tajam. Lebar.
Sampai saat ini mereka masih bising.

1 komentar:

  1. aku percaya sampai kapanpun mereka yang kamu bicarakan akan tetap bising. akupun percaya kebisingan itu akan menjadi nada pengiring dalam ceritamu.
    tinggal kamu tentukan, akan diselipkan dimomen yang mana.
    kalau boleh aku saran, bagaimana jika dijadikan wedding song-mu?
    hahaha

    BalasHapus