Rabu, 19 Februari 2014

Tentang; kata

Tentang kata, yang mungkin tak pernah sampai.
Kau, masih sosok yang sama, yang melontarkan guyonan anehmu, entah, sepertinya terlalu aneh hingga orang-orang bisa tertawa karenanya. 
Aku hanya bisa tersenyum kecil.

Kau menatapku, beberapa detik, seakan bertanya kepadaku, “bagaimana kabarmu?”. Tanpa terucap, hanya terbalaskan senyuman, lalu kau kembali fokus kepada orang-orang di depanmu. Kau bahkan masih sosok yang sama, dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahmu.
Kau kembali menatap. Aku terlalu malu untuk membalas, takut jika hatiku kau baca. Walaupun kau pernah bilang, bahwa kau orang yang tak pandai membaca hati, apalagi itu hatiku.

Waktu memberikan jarak kepada kita, menguji apakah setiap hati ini benar-benar bersabar?
Apakah setiap hati ini benar-benar belajar?
Apakah setiap hati ini benar-benar menjaga?
Hati ini? Setiap hati ini? Mungkin lebih tepatnya hanya hatiku.
Ya, hanya hatiku, sebab hingga detik ini, aku bahkan tidak pernah tahu tentang isi hatimu.
Dan (mungkin) tidak pernah ingin tahu.

Tentang kata, yang telah terangkai dalam barisan huruf yang takkan pernah tersampaikan. Kau tahu, aku harus mencabut tiap detik rasa rindu itu agar tidak semakin tumbuh dan tumbuh, tetapi bodohnya, lagi-lagi aku harus menanam benih-benih itu, benih-benih rindu, kepadamu.

Aurora, sebuah catatan lama di awal tahun 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar