Selasa, 13 Mei 2014

Hempaskan saja..

Ada perasaan-perasaan yang belum layak untuk terungkapkan.
Tetapi justru membebani apabila kita tetap bungkam.

Ada harapan-harapan yang justru terasa menakutkan.
Namun menyesakkan jika terus dipendam..

Jadi,
Hempaskan saja ke udara..

Atau,
Leburkan saja dalam sujud..
Kembalikan saja semua asa kepadaNya..

Ya, kepadaNya saja..

Biarkan saja...

Barangkali kita masih perlu banyak berbenah.
Tak perlu sibuk menujukkan eksistensi, mari sejenak evaluasi diri.
Tak perlu kau jamah raganya..
Biar Ia tunjukkan jalannya..
Biar Ia yang mengetuk pintu hatinya..
Mungkin butuh akselerasi, agar kelak dapat berjalan mengiringi..

Kamis, 01 Mei 2014

Selamat Pagi Perempuan Senja

Ada dua jenis kerinduan.
Kerinduan pertama tersebab kita pernah merasakan sesuatu dan kita menginginkannya kembali.
Kerinduan kedua tersebab kita tak pernah mengalaminya, dan benar-benar ingin merasakannya, menunggu dalam penantian yang lugu.

Aku, memilih yang kedua..
-Fahd Djibran



Ada yang lebih dingin dari titik embun di rerumputan pagi ini;
rindu yang membeku, jauh di kedalaman hati yang lugu..

Selamat pagi Perempuan pengagum senja,
Pagi yang basah, tersebab turunnya berkah..

Rabu, 30 April 2014

Jika memang benar Jogja itu istimewa, dari sini mestinya muncul generasi pemimpin berikutnya.
Jogja adalah saksi mata, jutaan sarjana yang diwisuda.
Banyak yang sukses dan kaya raya, juga yang merasa siap memimpin bangsa.
Pendidikan memang membuka banyak kesempatan, tapi pendidikan tak otomatis lahirkan kepemimpinan.
Pemimpin tak lahir karena ijazah, tapi oleh kerja keras dan kepedulian yang terus diasah.
Apa arti ijazah yang bertumpuk, jika kepedulian dan kepekaan tidak ikut dipupuk?
Apa gunanya sekolah tinggi-tinggi, jika hanya perkaya diri sendiri dan famili?
Bagaimana akan bersikap anti-korupsi, jika sejak muda hanya sibuk dengan urusan sendiri?
Tak ada yang tiba-tiba bagi calon pemimpin bangsa, kecakapan bukan salinan genetika.
Inspirasi datang dari hidup yang tahan uji, pemimpin muncul dari tempaan yang tiada henti. 
Mata Najwa; Dari Jogja Untuk Bangsa

Jumat, 25 April 2014

Canggung

Kuketikkan panjang -panjang karakter yang akan aku kirimkan padamu.
Penuh-penuh aku memikirkannya. 
Lantas kuteringat bahwa betapa kakunya pertemuan terakhir kita. 
Canggung tak karuan, meskipun sudah mencoba biasa dan membuat suasana menjadi lebih baik. 

Ku hapus cepat-cepat puluhan karakter itu dan aku pikirkan kata-kata yang menurutku lebih pantas untuk memecah tembok kekakuan dan kecanggungan ini. Kita sama-sama tahu bahwa tak perlu lagi penjelasan ini itu. Hanya perlu sebuah keberanian untuk memulai percakapan. 

Kecanggungan, buah dari rindu yang tak sempat matang. 
Rindu yang berjawab pada deret-deret kalimat dan gambar di dunia maya.
Rindu yang membuat kaku ini menjadi semakin angkuh. 
Ketahuilah, aku ingin menyapamu. 
Entah dengan teriakan marah palsu atau dengan kelembutan minta maaf. 

Rabu, 23 April 2014

Ia tak kita minta,
Tak kita rasa,
Tapi diam-diam menghidupi..

Ia terbang jauh melintasi batas kekaguman.
Terbenam dalam melampaui dasar samudera ketertarikan..

Dan kini ia telah tenggelam lebih dalam lagi, 
Ke dalam palung laut samudera yang paling luas lagi gelap dasarnya..
Jika ada yang hendak mengambilnya, tak ingin aku membantu..
Dan lagi, aku telah lupa di samudera mana ia berada...

Jumat, 04 April 2014

Teruntuk sosok dimasa depan..



Halo, sosok aku dimasa depan..

Ini aku, sosokmu saat berumur  22 tahun. Bagaimana keadaanmu saat kembali membaca surat ini? Apakah kau sedang lelah dengan deadline pekerjaanmu? Atau kau baru menyelesaikan membaca sebuah buku yang beberapa hari lalu kau beli? Atau mungkin kau sedang tidak bisa tidur karena coffemix yang baru saja kau minum? Ah ya, tentang coffemix itu, aku harap kau tidak lupa untuk tidak terlalu sering mengkonsumsinya. Kau tidak ingin tengah malam nyaris masuk IGD RS seperti yang dulu pernah kau alami kan? Semoga kau tidak lupa untuk menjaga kesehatanmu sendiri.

Aku berharap, siapa pun kau saat  kembali membaca surat ini, sedang berada dalam kondisi fisik dan keimanan terbaikmu, tidak sakit atau pun hal-hal yang tidak membahagiakan lainnya, karena kau tahu? aku sangat berharap banyak dari mu. Yaa, setidaknya untuk saat ini.