Percakapan 'random-semi-abstrak' di grup whats app beberapa hari yang lalu:
Aku : Ad, Fuad. Periksa gigi yang dari Pepsodent itu buat anak kecil atau umum juga boleh?
Midzi : Buat yang punya gigi Ka.. :p
Fuad : Umum juga ada kok Ka, mahasiswa daftar on the spot.
Aku : Berarti Miji ga bisa dong *emote tutup mata*
Midzi : Aku masih punya hati weee.. :p Sebelum periksa gigi, mending periksa hati. Khawatir hatimu luka menganga tapi tak berdarah.
Aku : ngomong apa sih Ji? Dari minggu kemarin sibuk bahas hati luka menganga tak berdarah.
Kamis, 11 September 2014
Rabu, 10 September 2014
Tentang; Memahami
Memahami itu melapangkan hati untuk menerima.
Memahami sebuah proses yang panjang.
Tidak ada orang yang benar-benar bisa memahami orang lain.
Yang ada adalah seberapa lapang hatinya untuk menerima kehadiran seseorang, lengkap dengan karakternya itu dalam hidupnya.
Memahami adalah sebuah proses penerimaan..
Ya Rabb, izinkan hamba untuk memahami semua proses ini..
Memahami sebuah proses yang panjang.
Tidak ada orang yang benar-benar bisa memahami orang lain.
Yang ada adalah seberapa lapang hatinya untuk menerima kehadiran seseorang, lengkap dengan karakternya itu dalam hidupnya.
Memahami adalah sebuah proses penerimaan..
Ya Rabb, izinkan hamba untuk memahami semua proses ini..
Selasa, 09 September 2014
Be true to yourself...
Hai, selamat malam Ra.
Bagaimana kabarmu?
Sedang memikirkan banyak hal sepertinya, jujur saja padaku, pada dirimu sendiri..
Ra, kamu tahu, menjadi orang baik itu ternyata tidak mudah..
Ketika kamu mengetahui membenci itu adalah sifat yang tidak baik, lantas apakah kamu tidak boleh membenci?
Ketika kamu tahu bahwa berbohong itu adalah dosa, lantas apakah kamu tidak boleh berbohong?
Ra, kamu hanyalah manusia biasa, bukan manusia super..
Manusia yang berhak marah atas rasa amarahnya..
Manusia yang berhak membenci jika ada hal yang memang membuatmu tidak suka. Selama ia manusia, hal yang wajar dan lumrah jika ia memiliki sisi itu..
Kamu mengerti kan Ra?
Jadi, bolehkah aku mengatakan sesuatu padamu;
Marahlah jika memang hal itu membuatmu marah..
Ketika kamu sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja, maka katakanlah bahwa kamu memang sedang tidak baik.
Ketika kamu memang tidak menyukai sesuatu, maka katakanlah bahwa kamu memang tidak menyukainya.
Ketika kamu kecewa, katakanlah kalau memang kamu sedang kecewa..
Ketika kamu belum bisa memberikan maaf atas sebuah kesalahan seseorang, maka terimalah fakta bahwa kamu memang bukan seeorang pemaaf untuk saat ini.
Just be true to yourself, Ra..
Saying well when you are not, is such lying.
So, just say that you are not okay, not well..
Bagaimana kabarmu?
Sedang memikirkan banyak hal sepertinya, jujur saja padaku, pada dirimu sendiri..
Ra, kamu tahu, menjadi orang baik itu ternyata tidak mudah..
Ketika kamu mengetahui membenci itu adalah sifat yang tidak baik, lantas apakah kamu tidak boleh membenci?
Ketika kamu tahu bahwa berbohong itu adalah dosa, lantas apakah kamu tidak boleh berbohong?
Ra, kamu hanyalah manusia biasa, bukan manusia super..
Manusia yang berhak marah atas rasa amarahnya..
Manusia yang berhak membenci jika ada hal yang memang membuatmu tidak suka. Selama ia manusia, hal yang wajar dan lumrah jika ia memiliki sisi itu..
Kamu mengerti kan Ra?
Jadi, bolehkah aku mengatakan sesuatu padamu;
Marahlah jika memang hal itu membuatmu marah..
Ketika kamu sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja, maka katakanlah bahwa kamu memang sedang tidak baik.
Ketika kamu memang tidak menyukai sesuatu, maka katakanlah bahwa kamu memang tidak menyukainya.
Ketika kamu kecewa, katakanlah kalau memang kamu sedang kecewa..
Ketika kamu belum bisa memberikan maaf atas sebuah kesalahan seseorang, maka terimalah fakta bahwa kamu memang bukan seeorang pemaaf untuk saat ini.
Just be true to yourself, Ra..
Saying well when you are not, is such lying.
So, just say that you are not okay, not well..
Minggu, 07 September 2014
Tentang; Sebuah Pinta..
Pintaku banyak, tanpa henti.
Aku ingin ini, lalu itu, setelahnya ini, dan itu lagi.
Aku menyadari, dalam baris doaku yang banyak. Setelah satu Kau jawab, aku akan meminta yang lain. Kadang Kau ingin agar aku menunggu dan bersabar, membiarkanku dalam gelisah berkepanjangan. Tapi justru disaat itulah aku menjadi semakin dekat denganMu, menjadi serendah-rendah aku dalam sujudku meninggikanMu. Maka jika ujung dari doa-doaku ternyata tidak sesuai harapku, aku akan tetap bersyukur. Karena paling tidak, aku telah merasakan betapa nikmatnya mendekatiMu.
Aku ingin ini, lalu itu, setelahnya ini, dan itu lagi.
Aku menyadari, dalam baris doaku yang banyak. Setelah satu Kau jawab, aku akan meminta yang lain. Kadang Kau ingin agar aku menunggu dan bersabar, membiarkanku dalam gelisah berkepanjangan. Tapi justru disaat itulah aku menjadi semakin dekat denganMu, menjadi serendah-rendah aku dalam sujudku meninggikanMu. Maka jika ujung dari doa-doaku ternyata tidak sesuai harapku, aku akan tetap bersyukur. Karena paling tidak, aku telah merasakan betapa nikmatnya mendekatiMu.
Sabtu, 06 September 2014
I'm fine, and always be fine..
Hai, Selamat malam..
Aku menuliskan ini, tanpa tendensi apapun.
Pertama, aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun, dan selamat jadi sarjana. Semoga sidang kemarin menjadi salah satu hadiah terbaik diumurmu yang ke-23. Umur baru, dan tanggung jawab baru..
Oh ya, mengenai sebuah hadiah yang kutitipkan waktu itu, semoga tidak menimbulkan prasangka apapun ya. Itu sudah kupersiapkan jauh hari sebelum semua kondisi menjadi seperti saat ini. Aku sempat memutuskan untuk tidak jadi memberikan itu kepadamu, namun akhirnya aku memutuskan untuk menitipkannya saja. Aku tidak ingin ada prasangka yang menyebabkan kamu dan dia terlibat dalam sebuah kesalah pahaman hanya karena hadiah itu. Maafkan jika itu terjadi. Kamu boleh menyumbangkan itu ke Panti Asuhan, atau mungkin memberikannya pada anak-anak di foodcourt, kalau itu memang lebih jauh akan menimbulkan kesalah pahaman yang tidak aku, kamu, dan dia inginkan.
Kedua, tentang kabarku..
Aku baik, tenang saja. Terima kasih sudah menanyakan kabarku.
Seperti yang ia sampaikan, I'm fine, and always be fine..
Aku menuliskan ini, tanpa tendensi apapun.
Pertama, aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun, dan selamat jadi sarjana. Semoga sidang kemarin menjadi salah satu hadiah terbaik diumurmu yang ke-23. Umur baru, dan tanggung jawab baru..
Oh ya, mengenai sebuah hadiah yang kutitipkan waktu itu, semoga tidak menimbulkan prasangka apapun ya. Itu sudah kupersiapkan jauh hari sebelum semua kondisi menjadi seperti saat ini. Aku sempat memutuskan untuk tidak jadi memberikan itu kepadamu, namun akhirnya aku memutuskan untuk menitipkannya saja. Aku tidak ingin ada prasangka yang menyebabkan kamu dan dia terlibat dalam sebuah kesalah pahaman hanya karena hadiah itu. Maafkan jika itu terjadi. Kamu boleh menyumbangkan itu ke Panti Asuhan, atau mungkin memberikannya pada anak-anak di foodcourt, kalau itu memang lebih jauh akan menimbulkan kesalah pahaman yang tidak aku, kamu, dan dia inginkan.
Kedua, tentang kabarku..
Aku baik, tenang saja. Terima kasih sudah menanyakan kabarku.
Seperti yang ia sampaikan, I'm fine, and always be fine..
Jumat, 29 Agustus 2014
I will (not) give up..
Kapan kau akan menyerah?
Pada baris baris panjang kata yang tak kau ketahui apakah sama, milikmu dan miliknya.
Kapan kau akan menyerah?
Pada denyut akut yang merajut di hari yang tak pasti.
Kapan kau akan menyerah?
Pada setiap doa yang mengharap belas kasihNya?
Kapan kau akan menyerah?
Pada bulir bulir tasbih suci yang mengalir di pipi.
Kapan kau akan menyerah?
Pada rasa cemburu yang bukan hakmu?
Kapan kau akan menyerah?
Pada rasa (sesak) yang memenuhi rongga dada..
Pada baris baris panjang kata yang tak kau ketahui apakah sama, milikmu dan miliknya.
Kapan kau akan menyerah?
Pada denyut akut yang merajut di hari yang tak pasti.
Kapan kau akan menyerah?
Pada setiap doa yang mengharap belas kasihNya?
Kapan kau akan menyerah?
Pada bulir bulir tasbih suci yang mengalir di pipi.
Kapan kau akan menyerah?
Pada rasa cemburu yang bukan hakmu?
Kapan kau akan menyerah?
Pada rasa (sesak) yang memenuhi rongga dada..
Ketahuilah dengan pasti, bahwa segala apa yang ada di langit dan bumi milikNya abadi. Bukankah hatimu dan hatinya milikNya juga?
Bukankah dirimu dan dirinya masih memiliki Tuhan yang sama?
Kini, menyerahlah duhai hati. Menyerahlah, pada ketatapan dan kebaikan takdirNya. Bertekadlah dan yakinlah bahwa bersamaNya segalanya akan baik-baik saja. Walau itu tak mudah, tapi cobalah. Tahanlah walau itu sakit. Seraya berdoa, menghamba padaNya.
Jogja, diantara ragu-ragu itu...
Selasa, 19 Agustus 2014
It will not to be going to..
Kemarin malam, terjadi sebuah percakapan random sekali antara Ratri denganku via whats app. Sampai akhirnya, munculah sebuah pertanyaan yang cukup membuatku tertegun sejenak untuk menjawabnya.
Aku meyakini, sebuah doa itu mempunyai daya untuk menganulir takdir. Namun aku belum yakin, apakah aku siap jika takdir itu jatuh padaku.
Yaa Rabb, Engkau sebaik-baiknya perencana, ku serahkan semuanya dengan rencana (takdir) terbaikMu..
Kalau dia datang ke Mba karena sadar, Mba mau nerima ga?
Maksudnya datang dengan sadar?
Ya, dia sadar bahwa orang yang dia cintai itu Mb. Kemanapun, dengan siapapun dia jalan, Mb yang dia inget. If he loves you and choose you. Will you?
Yes, I Will.. Tapi itu hanya pengandaian Rat. It will not to be going to..
Alamaak.. Doa. Aku mau doain. In every single day I have. Setidaknya saat aku ingat. Hope I can tell that man, and give him courage to do what should he do. But in the end, Allah sajalah. Makanya fashbir fashabran jamiilaa. Semoga Masnya menjadi jodoh Mb dunia akhirat ya. Semoga hatinya Allah lembutkan..
Yaa, biar Allah yang tunjukkan jalannya..
Aku meyakini, sebuah doa itu mempunyai daya untuk menganulir takdir. Namun aku belum yakin, apakah aku siap jika takdir itu jatuh padaku.
Yaa Rabb, Engkau sebaik-baiknya perencana, ku serahkan semuanya dengan rencana (takdir) terbaikMu..
Langganan:
Postingan (Atom)