Dengan ambisi, kita mungkin akan sampai ke tempat yang tinggi, atau lebih tinggi, atau lebih tinggi.
Tetapi “puncak” bukan soal “ketinggian”.
Ia adalah sebuah titik di mana kita bisa berdiri dengan perasaan tenang, bebas, dan bahagia; Titik yang bisa membuat kita bisa melihat segala hal dari dimensi yang lebih tinggi secara lebih luas, lebih dewasa, dan bijaksana.
Puncak adalah tempat kita secara bijaksana merayakan kebebasan.
(Fahd Djibran, dalam Perjalanan Rasa)
Rabu, 26 Maret 2014
Puncak..
Nanti..
Nanti,
Suatu hari nanti,
Terima kasih telah datang dan berjanji tak akan pergi..
Nanti,
Suatu hari nanti,
Kamu akan menjadi orang pertama yang ku sapa di setiap pagi..
Suatu hari nanti,
Terima kasih telah datang dan berjanji tak akan pergi..
Nanti,
Suatu hari nanti,
Kamu akan menjadi orang pertama yang ku sapa di setiap pagi..
Selasa, 04 Maret 2014
Senyum yang membuat sejuta tanya (?)
Tatapan kita bertemu (lagi)..
Kamu menatapku, beberapa detik, seakan bertanya kepadaku;
'bagaimana kabarmu?'
Tanpa terucap, hanya terbalaskan senyuman olehku..
'Kamu terlihat lebih kurus jika aku perhatikan, kamu baik-baik saja kan?'
Sebenernya aku ingin menayakan hal itu. Namun, kalimat itu tertahan dipikiranku..
Kamu menatapku, beberapa detik, seakan bertanya kepadaku;
'bagaimana kabarmu?'
Tanpa terucap, hanya terbalaskan senyuman olehku..
'Kamu terlihat lebih kurus jika aku perhatikan, kamu baik-baik saja kan?'
Sebenernya aku ingin menayakan hal itu. Namun, kalimat itu tertahan dipikiranku..
Kamis, 27 Februari 2014
Suatu pagi di tanggal 12 Februari
![]() |
12 Februari 2014..
Pukul 09.00
Saya masih malas beranjak dari kasur, sambil menyelesaikan buku yang semalam belum selesai saya baca tiba-tiba handphone saya berdering, terlihat nama yang muncul di layar : BEM Pipit
"Halo, Ka, lagi dimana?"
"Lagi di kosan Pit, ada apa?"
"Ini aku di depan kosanmu.."
"Hah?? Iya, tunggu sebentar.."
Biasanya Pipit kalau mau ke kosan itu sms dulu, ini tiba-tiba langsung dateng aja. Ah, mungkin lagi buru-buru.
Saya membuka pintu kosan..
Dan..
Taraa..
Saya tidak hanya menemui Pipit yang ada di depan pintu kosan saya, tapi ternyata sudah ada Fuad, Dio, dan Yanu.. -,-
Jumat, 21 Februari 2014
"mbok ya di sini aja Mbak.."
"Kau tahu apa yang menyenangkan saat bertemu anak-anak, dibanding manusia dewasa? Karena anak-anak itu miskin kepura-puraan. Saat pertama bertemu kau akan tahu mereka menyukaimu atau tidak. Dan itu tulus."-Ririh Zuhrina-
"Eh, itu ada mbak Ika.."
Saya yang sedang membaca, tiba-tiba dihampiri oleh empat orang anak..
Raihan, Melisa, Fitri, dan Zahra. Kursi yang disamping saya kosong, tiba-tiba langsung dipenuhi oleh empat anak ini.
"Mbak, lagi baca apa e mbak?" tanya Raihan yang langsung duduk di sebelah kiri saya.
"Judul bukunya 'Ayah'.
"Ini apa mbak?" tanya Raihan sambil memegang pembatas buku yang bergambar daun dan ada kupu-kupunya.
"Itu pembatas buku, biar ga lupa bacanya tadi sampai mana."
"Mbak, bawa laptop ga?"
"Lagi ga bawa dek.."
"Yaah.. boleh pinjem hpnya mbak?"
Saya tersenyum, "Iya, ini.."
Raihan langsung main game 'snake'. Satu-satunya game favorit di hp saya.. :)
Saya yang sedang membaca, tiba-tiba dihampiri oleh empat orang anak..
Raihan, Melisa, Fitri, dan Zahra. Kursi yang disamping saya kosong, tiba-tiba langsung dipenuhi oleh empat anak ini.
"Mbak, lagi baca apa e mbak?" tanya Raihan yang langsung duduk di sebelah kiri saya.
"Judul bukunya 'Ayah'.
"Ini apa mbak?" tanya Raihan sambil memegang pembatas buku yang bergambar daun dan ada kupu-kupunya.
"Itu pembatas buku, biar ga lupa bacanya tadi sampai mana."
"Mbak, bawa laptop ga?"
"Lagi ga bawa dek.."
"Yaah.. boleh pinjem hpnya mbak?"
Saya tersenyum, "Iya, ini.."
Raihan langsung main game 'snake'. Satu-satunya game favorit di hp saya.. :)
Rabu, 19 Februari 2014
Tentang; kata
Tentang kata, yang mungkin tak pernah sampai.
Kau, masih sosok yang sama, yang melontarkan guyonan anehmu, entah, sepertinya terlalu aneh hingga orang-orang bisa tertawa karenanya.
Aku hanya bisa tersenyum kecil.
Kau, masih sosok yang sama, yang melontarkan guyonan anehmu, entah, sepertinya terlalu aneh hingga orang-orang bisa tertawa karenanya.
Aku hanya bisa tersenyum kecil.
Kau menatapku, beberapa detik, seakan bertanya kepadaku, “bagaimana kabarmu?”. Tanpa terucap, hanya terbalaskan senyuman, lalu kau kembali fokus kepada orang-orang di depanmu. Kau bahkan masih sosok yang sama, dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahmu.
Kau kembali menatap. Aku terlalu malu untuk membalas, takut jika hatiku kau baca. Walaupun kau pernah bilang, bahwa kau orang yang tak pandai membaca hati, apalagi itu hatiku.
Kau kembali menatap. Aku terlalu malu untuk membalas, takut jika hatiku kau baca. Walaupun kau pernah bilang, bahwa kau orang yang tak pandai membaca hati, apalagi itu hatiku.
Selasa, 18 Februari 2014
Pembiaran
Ternyata cinta mempunyai mekanisme sendiri dalam menyelesaikan masalah-masalahnya.
Pembiaran. Ya, pembiaran.
Mereka dengan sengaja membiarkan sebagian masalah itu terjadi. Dan tidak memikirkannya. Apalagi menyelesaikannya.
Pembiaran. Ya, pembiaran.
Mereka dengan sengaja membiarkan sebagian masalah itu terjadi. Dan tidak memikirkannya. Apalagi menyelesaikannya.
Karena tidak semua masalah memang harus dipikirkan.
Karena tidak semua masalah memang harus diselesaikan.
Karena memang banyak masalah yang selesai karena tidak dipikirkan dan tidak diselesaikan.
Langganan:
Postingan (Atom)