Kamis, 04 Desember 2014

Senja yang Percuma..

Senjaku turun menahan kecewa.
Menamai diri dengan terka.
Mencecar ribu tanya tentang batas-batas tak berasa.
Batas antara fakta, dusta, dan murka.

Senjaku menggulung berteman tangis.
Berburuk sangka dengan segala yang dramatis.
Pada benci yang selalu melirik sadis.

Senjaku.. Menggelap percuma.
Bersatu kembali dengan waktu dan putus asa.

Aku terjaga dalam jelaga yang buta.
Menahan resahnya nafas yang tak bermakna ada.
Kosong.
Ada yang mati dalam tanya. Menuai bara.
Sebaret kisah yang menusuk dalam. Tajam. Lebar.
Sampai saat ini mereka masih bising.

Rabu, 03 Desember 2014

Waktu perlahan menyembuhkan luka..
Aku terus memohon kedamaian hati dan jiwa.
Katanya, mengulang doa-doa itu seperti kayuhan sepeda.
Perlahan, ia akan membawamu ke arah yang kamu tuju.

Tidak diperlukan lagi sebuah penjelasan, karena nyatanya aku sudah terlalu lelah untuk menjelaskan.
Tidak perlu lagi ada penyelesaian, karena nyatanya tidak ada yang perlu diselesaikan.
Pada akhirnya aku hanya bergumam dalam hati, besabarlah wahai diri.
Hanya dengan doa, aku berharap dapat sembuhkan luka.
Mengharap belas kasihnya, untuk tidak membiarkan rasa nyeri di hati ini bersemayam lebih lama lagi.
Bersama raga yang telah melangkah pergi.


Selasa, 25 November 2014

Halaman Persembahan

         
Kita tidak pernah tahu,
lisan siapa yang mengucap doa, sehingga kita bisa dengan tenang melewati segala ujian kehidupan.

Kita tidak pernah tahu,
tangan siapa yang menghantarkan doa, sehingga apa-apa yang diinginkan bisa kita dapatkan.

Meski demikian,
Kita selalu paham bahwa ada sepasang manusia yang diam-diam tak pernah alpa mendesah nama kita dalam doa; kedua orang tua.

Teruntuk Mama dan Papa yang telah menunggu dengan kesabaran,
terima kasih selalu mengiringi langkah anak-anakmu lewat doa.

Kepada yang setia mendoakan, menyemangati,
hingga menyempatkan hadir seusai sidang, terima kasih.


Pada akhirnya, hidup adalah doa yang panjang..
Mata ini basah. Entah apa sebabnya. 
Mungkin semacam kesal yang terakumulasikan. Aku masih belum mengerti mengapa Allah menghadirkan dia dihidupku.

Selalu, dan selalu terulang lagi.
Sebagai manusia dewasa, seharusnya kita bisa saling mengevaluasi diri. Aku merasa sudah selesai berurusan denganmu. Aku mencoba mengendalikan diri dan memaafkan kesalahanmu terdahulu. Aku mencoba menjalin hubungan perteman seperti biasa.

Ikhlas..
Ya, mungkin ikhlas..
Dan mungkin ikhlas itu adalah saat kita benar-benar berhenti bertanya 'mengapa'. Nyatanya, aku belum mampu..

Atas ketidakmungkinan yang diam-diam aku harapkan.
Atas ketidakpastian dimasa depan yang terkadang terlalu aku khawatirkan.
Atas kebaikan yang seringkali disalah artikan.
Atas doa-doa yang senantiasa dipanjatkan setiap malam.

"..maka bersabarlah. dengan kesabaran yang baik.."(Al Ma'arij: 5)

Jumat, 21 November 2014

Kupendam, dalam diam

Kita hanya diam.
Sama-sama bungkam.
Diantara kita tidak ada dendam.
Namun jauh dibalik hatiku, ada duka bersemayam.

Kita kadang masih melempar senyum.
Tapi tak seikhlas dulu.
Tak setulus waktu itu.
Waktu kita tak hanya diam.

Adakah yang hilang?
Adakah yang kau lewatkan?
Adakah yang kau harap?
Adakah yang kau nanti?
Adakah yang kau rindu ?

Ada yang menahun kupendam.
Tenang saja, itu bukan dendam.

Hanya luka yang ku taburi dengan senyuman.

Ia masih kupendam, dalam diam..

Selasa, 18 November 2014

Bumi, Matahari, dan Bintang Jatuh

Bumi telanlah cinta..
Sebagaimana dengan mudahnya kau tumbuhkan ia dari setitik kuncup yang liar.
Aku seperti melihat bintang jatuh,
Hanya memunculkan rindu, tak ingin melihat.

Mengapa matahari baru terlihat saat ia akan terbenam?

Rabu, 05 November 2014



So as long as I live I’ll love you, will have and hold you…

Rabu, 01 Oktober 2014

Mari menanti..

Ra, ketika rencana terbaik dariNya tiba, lalu kita bertanya "mengapa harus kita yang mengalami?" atau "apa hikmah dari semuanya?", mari menanti. Hingga nanti pada masanya, kamu akan tahu, bahwa hanya kita lah yang bisa menerima, memaklumi, dam mengimbangi semua perilaku, pemikiran, kata-kata, masa lalu, hingga masa depannya. Hanya kita yang mampu mendampinginya menjadi orang yang lebih baik.

Ra, setelah semua hal yang terjadi ini, kita akan sama-sama meninggalkan Jogja. Tempat yang terlalu panjang untuk dideskripsikan. Saksi kehidupan, saksi perjuangan. Kembali melangkah, dari satu takdir kehidupan, ke takdir kehidupan lainnya.. Mungkin diantara kita tidak akan pernah bertemu lagi, namun kau masih bisa menemuiku dalam doa-doamu. Akupun akan begitu...


Jogja, 1 Oktober 2014
Catatan 2 bulan terakhir sebelum meninggalkan Jogja

Kamis, 11 September 2014

Periksa Gigi vs Periksa Hati

Percakapan 'random-semi-abstrak' di grup whats app beberapa hari yang lalu:

Aku : Ad, Fuad. Periksa gigi yang dari Pepsodent itu buat anak kecil atau umum juga boleh?
Midzi : Buat yang punya gigi Ka.. :p
Fuad : Umum juga ada kok Ka, mahasiswa daftar on the spot.
Aku : Berarti Miji ga bisa dong *emote tutup mata*
Midzi : Aku masih punya hati weee.. :p Sebelum periksa gigi, mending periksa hati. Khawatir hatimu luka menganga tapi tak berdarah.
Aku : ngomong apa sih Ji? Dari minggu kemarin sibuk bahas hati luka menganga tak berdarah.

Rabu, 10 September 2014

Tentang; Memahami

Memahami itu melapangkan hati untuk menerima.
Memahami sebuah proses yang panjang.
Tidak ada orang yang benar-benar bisa memahami orang lain.
Yang ada adalah seberapa lapang hatinya untuk menerima kehadiran seseorang, lengkap dengan karakternya itu dalam hidupnya.

Memahami adalah sebuah proses penerimaan..

Ya Rabb, izinkan hamba untuk memahami semua proses ini..

Selasa, 09 September 2014

Be true to yourself...

Hai, selamat malam Ra.
Bagaimana kabarmu?
Sedang memikirkan banyak hal sepertinya, jujur saja padaku, pada dirimu sendiri..

Ra, kamu tahu, menjadi orang baik itu ternyata tidak mudah..
Ketika kamu mengetahui membenci itu adalah sifat yang tidak baik, lantas apakah kamu tidak boleh membenci?
Ketika kamu tahu bahwa berbohong itu adalah dosa, lantas apakah kamu tidak boleh berbohong?

Ra, kamu hanyalah manusia biasa, bukan manusia super..
Manusia yang berhak marah atas rasa amarahnya..
Manusia yang berhak membenci jika ada hal yang memang membuatmu tidak suka. Selama ia manusia, hal yang wajar dan lumrah jika ia memiliki sisi itu..
Kamu mengerti kan Ra?

Jadi, bolehkah aku mengatakan sesuatu padamu;
Marahlah jika memang hal itu membuatmu marah..
Ketika kamu sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja, maka katakanlah bahwa kamu memang sedang tidak baik.
Ketika kamu memang tidak menyukai sesuatu, maka katakanlah bahwa kamu memang tidak menyukainya.
Ketika kamu kecewa, katakanlah kalau memang kamu sedang kecewa..
Ketika kamu belum bisa memberikan maaf atas sebuah kesalahan seseorang, maka terimalah fakta bahwa kamu memang bukan seeorang pemaaf untuk saat ini.

Just be true to yourself, Ra..
Saying well when you are not, is such lying.
So, just say that you are not okay, not well..

Minggu, 07 September 2014

Tentang; Sebuah Pinta..

Pintaku banyak, tanpa henti.
Aku ingin ini, lalu itu, setelahnya ini, dan itu lagi.
Aku menyadari, dalam baris doaku yang banyak. Setelah satu Kau jawab, aku akan meminta yang lain. Kadang Kau ingin agar aku menunggu dan bersabar, membiarkanku dalam gelisah berkepanjangan. Tapi justru disaat itulah aku menjadi semakin dekat denganMu, menjadi serendah-rendah aku dalam sujudku meninggikanMu. Maka jika ujung dari doa-doaku ternyata tidak sesuai harapku, aku akan tetap bersyukur. Karena paling tidak, aku telah merasakan betapa nikmatnya mendekatiMu.


Sabtu, 06 September 2014

I'm fine, and always be fine..

Hai, Selamat malam..
Aku menuliskan ini, tanpa tendensi apapun.

Pertama, aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun, dan selamat jadi sarjana. Semoga sidang kemarin menjadi salah satu hadiah terbaik diumurmu yang ke-23. Umur baru, dan tanggung jawab baru..

Oh ya, mengenai sebuah hadiah yang kutitipkan waktu itu, semoga tidak menimbulkan prasangka apapun ya. Itu sudah kupersiapkan jauh hari sebelum semua kondisi menjadi seperti saat ini. Aku sempat memutuskan untuk tidak jadi memberikan itu kepadamu, namun akhirnya aku memutuskan untuk menitipkannya saja. Aku tidak ingin ada prasangka yang menyebabkan kamu dan dia terlibat dalam sebuah kesalah pahaman hanya karena hadiah itu. Maafkan jika itu terjadi. Kamu boleh menyumbangkan itu ke Panti Asuhan, atau mungkin memberikannya pada anak-anak di foodcourt, kalau itu memang lebih jauh akan menimbulkan kesalah pahaman yang tidak aku, kamu, dan dia inginkan.


Kedua, tentang kabarku..
Aku baik, tenang saja. Terima kasih sudah menanyakan kabarku.
Seperti yang ia sampaikan, I'm fine, and always be fine..

Jumat, 29 Agustus 2014

I will (not) give up..

Kapan kau akan menyerah?
Pada baris baris panjang kata yang tak kau ketahui apakah sama, milikmu dan miliknya.

Kapan kau akan menyerah?
Pada denyut akut yang merajut di hari yang  tak pasti.

Kapan kau akan menyerah?
Pada setiap doa yang mengharap belas kasihNya?

Kapan kau akan menyerah?
Pada bulir bulir tasbih suci yang mengalir di pipi.

Kapan kau akan menyerah?
Pada rasa cemburu yang bukan hakmu?

Kapan kau akan menyerah?
Pada rasa (sesak) yang memenuhi rongga dada..


Ketahuilah dengan pasti, bahwa segala apa yang ada di langit dan bumi milikNya abadi. Bukankah hatimu dan hatinya milikNya juga? 
Bukankah dirimu dan dirinya masih memiliki Tuhan yang sama? 
Kini, menyerahlah duhai hati. Menyerahlah, pada ketatapan dan kebaikan takdirNya. Bertekadlah dan yakinlah bahwa bersamaNya segalanya akan baik-baik saja. Walau itu tak mudah, tapi cobalah. Tahanlah walau itu sakit. Seraya berdoa, menghamba padaNya. 

Jogja, diantara ragu-ragu itu... 

Selasa, 19 Agustus 2014

It will not to be going to..

Kemarin malam, terjadi sebuah percakapan random sekali antara Ratri denganku via whats app. Sampai akhirnya, munculah sebuah pertanyaan yang cukup membuatku tertegun sejenak untuk menjawabnya.
Kalau dia datang ke Mba karena sadar, Mba mau nerima ga? 
Maksudnya datang dengan sadar? 
Ya, dia sadar bahwa orang yang dia cintai itu Mb. Kemanapun, dengan siapapun dia jalan, Mb yang dia inget. If he loves you and choose you. Will you? 
Yes, I Will.. Tapi itu hanya pengandaian Rat. It will not to be going to.. 
Alamaak.. Doa. Aku mau doain. In every single day I have. Setidaknya saat aku ingat. Hope I can tell that man, and give him courage to do what should he do. But in the end, Allah sajalah. Makanya fashbir fashabran jamiilaa. Semoga Masnya menjadi jodoh Mb dunia akhirat ya. Semoga hatinya Allah lembutkan.. 
Yaa, biar Allah yang tunjukkan jalannya..

Aku meyakini, sebuah doa itu mempunyai daya untuk menganulir takdir. Namun aku belum yakin, apakah aku siap jika takdir itu jatuh padaku.
Yaa Rabb, Engkau sebaik-baiknya perencana, ku serahkan semuanya dengan rencana (takdir) terbaikMu..

Kamis, 07 Agustus 2014

Dalam diam, melewati kemarau..

Aku sedang kehabisan kata-kata.
Bukan untuk membisu. Hanya memberi jeda.
Pada jam dinding yang berdetik, 
pada mata yang mencari, 
pada bibir yang terkunci, 
pada hati yang merajam diri.

Hanya memberi jeda, hingga kelak malam menjemput siang. 

Saat semua tak lagi dalam terka, 
meraba gelap yang membutakan, yang menjatuhkan.

Aku tak sedang kehabisan suara untuk berteriak.Hanya memberi jeda, untuk melodi alam menyambungkan hati-hati yang bingung, yang sedang meracun dalam gelap.

Aku tak sedang melepas balon udara ke langit tanpa batas, tanpa tahu kemana kelak ia kan membumbung. Hanya sedang memberi jeda, memberi waktu pada kesempatan, untuk aku dan untuk kamu, untuk kita dipertemukan.

Aku hanya sedang bersabar, 

sesabarnya hujan, 
sesabarnya tanah, 
bersabda dalam diam, melewati kemarau.

Kamis, 10 Juli 2014

Rindu..

Kau harus tahu,
Bahwa tidak semua rindu
dapat terlafalkan dengan syahdu,
Karena banyak juga kerinduan yang tersimpan rapi dalam bisu

Barangkali karena kelewat  gengsi mengakui rindu
Atau terlalu sungkan membebanimu dengan kata itu

Maka kau harus percaya,
Bahwa selalu ada orang yang diam-diam merindu dalam balutan doa,
Mengharapkan kau baik-baik saja ‘disana’…(atau entah dimana)

Berpijak..

Kau tak perlu mengerti dulu untuk merasakan sesuatu. 
Kau hanya perlu merasakannya. 
Kau hanya perlu mengalaminya.
Hari ini kembali check up. Hasilnya? Tidak bisa dibilang baik. Kondisi fisik masih memerlukan perhatian khusus ternyata. Dokter kembali memberikan beberapa resep, kali ini dengan dosis yang lebih tinggi sepertinya, dan benar-benar memperingatkan ku. Aku hanya mendengarkan.

Ah, kondisi ini benar-benar membutuhkan sebuah kesabaran..
Ada tanggung jawab yang belum terselesaikan.
Ada mimpi-mimpi yang belum terwujud.
Ada buku-buku yang belum terbaca.
Ada tempat-tempat yang belum ditapak..

Engkau Yang Maha Baik, 
Aku hanya ingin berpijak, agar dapat merekam setiap jejak..

Rabu, 09 Juli 2014

Ramadhan ke-10

Di sini sudah mulai sepi.
Saya semakin ingin segera pulang.
Namun ada tanggung jawab yang masih harus diselesaikan di sini..

Ramadhan ini, Insya Allah akan menjadi ramadhan terakhir saya disini..
Tahun depan, semoga masih bisa bertemu ramadhan kembali..
Entah dimana saya akan menyambut kedatangannya..
Namun, semoga dengan keimanan yang lebih baik lagi dari tahun ini, (semoga)..

Sabtu, 28 Juni 2014

Sudah sehat Mbak??

Satu bulan terakhir ini, saya sering sekali mendapatkan pesan singkat dari beberapa orang yang cukup dekat mengenal saya, bertanya;
"Mbak, gimana kabarnya?"

"Mbak Ika sehat kan?" atau
"Mbak Ika, ke dokter mba.."
Sebuah pertanyaan yang terkadang hanya saya beri jawaban seadanya, tanpa respon yang terlalu serius. Sepertinya mereka lebih mengkhawatirkan kondisi kesehatan saya, dibandingkan dengan diri saya sendiri.

Saat itu, saya merasa semuanya baik-baik saja, sampai saya mendapatkan pertanyaan;
"Mbak, kamu tambah kurusan. Kamu lagi mikirin apa?"
"Lagi ga kepikiran apa-apa juga."
"Mbak jangan bohong.. Mbak jadi pendiam, senyumnya hilang, ga ceria seperti biasanya"
Saya hanya bisa terdiam..
Lagi-lagi, mereka yang lebih peduli dengan saya dibandingkan dengan diri saya sendiri. Bahkan mereka memperhatikan perubahan sikap keseharian saya.

Kamis, 26 Juni 2014

Berbahagialah...

Dan pada detik aku memintamu untuk menjaganya, maka pada saat itu pula aku telah melepasmu..
Dan sejak saat itu, bukan kamu lagi yang akan ada dalam tautan-tautan aksaraku.. :)
Bukankah dia sosok yang juga pandai merangkai aksara, seperti aku?
Mungkin itu salah satu hal yang juga membuat hatimu jatuh..
 

Aku telah melepasmu untuk menjaganya, maka berbahagialah..

Selamat meresapi keheningan...

Selamat meresapi keheningan,
Ditemani tetes hujan yang turun dengan perlahan..
Meresapi makna kesabaran, ketabahan, keikhlasan, dan memaafkan…


Saat ini hanya mampu menerka-nerka, apa yang hendak Engkau tunjukkan?
Apa yang hendak Engkau ajarkan?
Apakah mungkin hanya butuh sebuah kesabaran yang akan membuka pemaknaan dari semua hal yang terjadi hari ini?


Senin, 16 Juni 2014

Hidup..

Sederhana, namun membekas makna
Biasa saja, namun timbulkan bahagia
….berkah

Sedikit, namun sungguh berarti
Terbatas, namun tak pernah habis dibagi
….syukur

Terus memberi, namun lantas menjadi pelupa
Letih, namun cukup Ia yang mengetahuinya
….ikhlas

Berat, namun harus dijalani
Sesak, namun senyum tetap terpatri
….sabar

Harus seperti apa lagi hidup ini dijalani?

Rabu, 04 Juni 2014

Tulisan lima paragraf tempo hari..

Sebenarnya, ada dua hal penyebab rasa bersalah hinggap di lubuk hati kita. Yang pertama, karena kita memang bersalah dan kita menyadarinya. Sebab ini tak ada salahnya, wajar, ada kepastian.
Yang kedua, karena kita terlalu merasa. Terlalu dalam memikirkan. Terlalu melankolis menyikapi. Padahal bisa jadi kita tidaklah melakukan apa-apa. Kita bukanlah penyebab suatu kesalahan, hingga tak perlu merasa bersalah.

(Y, dalam salah satu tulisan diblognya)

Aku, termasuk yang kedua..

Selasa, 03 Juni 2014

Ia sebaik-baiknya penjaga..

Mungkin kau terlalu jauh mencari Ra..
Jangan-jangan hal itu berada dekat sekali denganmu, namun kau belum memberikannya kesempatan.
Cobalah untuk sejenak melihat dari sisi yang berbeda, dan kau akan menemukan hal-hal baru yang selama ini belum kau lihat. Jangan berlama-lama meratapi hal-hal yang sesungguhnya tidak boleh berlama-lama kau ratapi. Bangkit lagi, bergerak lagi, bersemangat kembali.. Dan nanti, kau akan kembali menemukan kebahagiaan yang kau ciptakan sendiri..

Titipkan segala rasa pada-Nya, kekhawatiranmu, takutmu, sabarmu, dan atau mungkin rindumu..
Bukankah Ia sebaik-baiknya penjaga?

Minggu, 01 Juni 2014

Teka-Teki

Kadang kita dekat, kadang kita berjarak

Kadang kita akrab, tapi seketika menjelma asing

Ketidaktahuanku atas diriku
Prasangkaku atasmu
Tabir yang tak mampu kau sibak mengenai aku
Keterbatasanmu menerjemahkan inginmu, atau bahkan sekedar membuka tentangmu

Yang kau mau dariku,
Yang ku harapkan darimu,

: Biarlah segala kita menjadi tanda tanya

…karena ternyata, manusia memang menyukai teka-teki…
(dan memang hanya Ia yang mengetahui segala isi hati)

Kecewa..

Manusia punya keterbatasan dalam menilai. Semua paham itu. Lucunya, kita tetap saja sering kecewa…

…kecewa dengan segala hal yang jauh dari ekspektasi,
…kecewa dengan mimpi yang tak kunjung dapat terealisasi,
…kecewa dengan kenyataan yang berbeda dengan prediksi,

Manusia punya keterbatasan dalam menilai.
Semua paham itu.
Lucunya, kita tetap saja sering kecewa.

Kamis, 29 Mei 2014

Tidak boleh. titik.


Aku tidak pernah merasa se'kacau' ini sebelumnya.
Sudah satu jam layar microsoft word terbuka, tapi baru satu paragraf yang tertulis. Aku berusaha berkonsentrasi untuk lebih fokus terhadap apa yang kukerjakan sekarang. Tapi kenyataannya nihil.
Pikiranku bercabang. Hahaha, ternyata bukan rambut saja yang bercabang ya, pikiran manusia pun begitu. Gumamku menghibur diri sendiri.

Walaupun aku tau sumber dari segala ketidak fokusanku adalah.... ah, sudahlah.. Dulu aku berfikir benci tapi rindu hanya ada di lagu.
Aku tidak percaya dengan semua perasaan itu..
Tapi nyata sekarang? Sial.. sepertinya aku mengalami itu..
Disatu sisi aku rindu denganmu, tapi disisi lain aku membenci rasa rinduku itu. Kamu ingin tahu rasanya seperti apa? Jadilah seperti aku saat ini..

Titik terendah..

"Mencintai saat kecintaan kita dalam kondisi terbaiknya adalah hal yang mudah dan lumrah. Tapi, mampukah kita mencintai saat ia dalam kondisi yang paling tak layak untuk dicintai? Karena sesungguhnya, manusia paling ingin dicintai saat tak ada satu orangpun mau mencintainya."
-RR-
Kamu tahu hal salah satu hal yang membahagiakan di dunia ini?
Adalah ketika kamu berada dalam titik terendahmu, ketika kamu terjatuh, selalu ada orang-orang yang memberikanmu semangat, walaupun mereka tidak selalu mengulurkan tangan untuk membantumu kembali bangkit, namun mereka berucap 'Semangat Ra'...

Selasa, 13 Mei 2014

Hempaskan saja..

Ada perasaan-perasaan yang belum layak untuk terungkapkan.
Tetapi justru membebani apabila kita tetap bungkam.

Ada harapan-harapan yang justru terasa menakutkan.
Namun menyesakkan jika terus dipendam..

Jadi,
Hempaskan saja ke udara..

Atau,
Leburkan saja dalam sujud..
Kembalikan saja semua asa kepadaNya..

Ya, kepadaNya saja..

Biarkan saja...

Barangkali kita masih perlu banyak berbenah.
Tak perlu sibuk menujukkan eksistensi, mari sejenak evaluasi diri.
Tak perlu kau jamah raganya..
Biar Ia tunjukkan jalannya..
Biar Ia yang mengetuk pintu hatinya..
Mungkin butuh akselerasi, agar kelak dapat berjalan mengiringi..

Kamis, 01 Mei 2014

Selamat Pagi Perempuan Senja

Ada dua jenis kerinduan.
Kerinduan pertama tersebab kita pernah merasakan sesuatu dan kita menginginkannya kembali.
Kerinduan kedua tersebab kita tak pernah mengalaminya, dan benar-benar ingin merasakannya, menunggu dalam penantian yang lugu.

Aku, memilih yang kedua..
-Fahd Djibran



Ada yang lebih dingin dari titik embun di rerumputan pagi ini;
rindu yang membeku, jauh di kedalaman hati yang lugu..

Selamat pagi Perempuan pengagum senja,
Pagi yang basah, tersebab turunnya berkah..

Rabu, 30 April 2014

Jika memang benar Jogja itu istimewa, dari sini mestinya muncul generasi pemimpin berikutnya.
Jogja adalah saksi mata, jutaan sarjana yang diwisuda.
Banyak yang sukses dan kaya raya, juga yang merasa siap memimpin bangsa.
Pendidikan memang membuka banyak kesempatan, tapi pendidikan tak otomatis lahirkan kepemimpinan.
Pemimpin tak lahir karena ijazah, tapi oleh kerja keras dan kepedulian yang terus diasah.
Apa arti ijazah yang bertumpuk, jika kepedulian dan kepekaan tidak ikut dipupuk?
Apa gunanya sekolah tinggi-tinggi, jika hanya perkaya diri sendiri dan famili?
Bagaimana akan bersikap anti-korupsi, jika sejak muda hanya sibuk dengan urusan sendiri?
Tak ada yang tiba-tiba bagi calon pemimpin bangsa, kecakapan bukan salinan genetika.
Inspirasi datang dari hidup yang tahan uji, pemimpin muncul dari tempaan yang tiada henti. 
Mata Najwa; Dari Jogja Untuk Bangsa

Jumat, 25 April 2014

Canggung

Kuketikkan panjang -panjang karakter yang akan aku kirimkan padamu.
Penuh-penuh aku memikirkannya. 
Lantas kuteringat bahwa betapa kakunya pertemuan terakhir kita. 
Canggung tak karuan, meskipun sudah mencoba biasa dan membuat suasana menjadi lebih baik. 

Ku hapus cepat-cepat puluhan karakter itu dan aku pikirkan kata-kata yang menurutku lebih pantas untuk memecah tembok kekakuan dan kecanggungan ini. Kita sama-sama tahu bahwa tak perlu lagi penjelasan ini itu. Hanya perlu sebuah keberanian untuk memulai percakapan. 

Kecanggungan, buah dari rindu yang tak sempat matang. 
Rindu yang berjawab pada deret-deret kalimat dan gambar di dunia maya.
Rindu yang membuat kaku ini menjadi semakin angkuh. 
Ketahuilah, aku ingin menyapamu. 
Entah dengan teriakan marah palsu atau dengan kelembutan minta maaf. 

Rabu, 23 April 2014

Ia tak kita minta,
Tak kita rasa,
Tapi diam-diam menghidupi..

Ia terbang jauh melintasi batas kekaguman.
Terbenam dalam melampaui dasar samudera ketertarikan..

Dan kini ia telah tenggelam lebih dalam lagi, 
Ke dalam palung laut samudera yang paling luas lagi gelap dasarnya..
Jika ada yang hendak mengambilnya, tak ingin aku membantu..
Dan lagi, aku telah lupa di samudera mana ia berada...

Jumat, 04 April 2014

Teruntuk sosok dimasa depan..



Halo, sosok aku dimasa depan..

Ini aku, sosokmu saat berumur  22 tahun. Bagaimana keadaanmu saat kembali membaca surat ini? Apakah kau sedang lelah dengan deadline pekerjaanmu? Atau kau baru menyelesaikan membaca sebuah buku yang beberapa hari lalu kau beli? Atau mungkin kau sedang tidak bisa tidur karena coffemix yang baru saja kau minum? Ah ya, tentang coffemix itu, aku harap kau tidak lupa untuk tidak terlalu sering mengkonsumsinya. Kau tidak ingin tengah malam nyaris masuk IGD RS seperti yang dulu pernah kau alami kan? Semoga kau tidak lupa untuk menjaga kesehatanmu sendiri.

Aku berharap, siapa pun kau saat  kembali membaca surat ini, sedang berada dalam kondisi fisik dan keimanan terbaikmu, tidak sakit atau pun hal-hal yang tidak membahagiakan lainnya, karena kau tahu? aku sangat berharap banyak dari mu. Yaa, setidaknya untuk saat ini.

Rabu, 26 Maret 2014

Puncak..

Dengan ambisi, kita mungkin akan sampai ke tempat yang tinggi, atau lebih tinggi, atau lebih tinggi.
Tetapi “puncak” bukan soal “ketinggian”.
Ia adalah sebuah titik di mana kita bisa berdiri dengan perasaan tenang, bebas, dan bahagia; Titik yang bisa membuat kita bisa melihat segala hal dari dimensi yang lebih tinggi secara lebih luas, lebih dewasa, dan bijaksana.

Puncak adalah tempat kita secara bijaksana merayakan kebebasan.

(Fahd Djibran, dalam Perjalanan Rasa)

Nanti..

Nanti,
Suatu hari nanti,
Terima kasih telah datang dan berjanji tak akan pergi..


Nanti,
Suatu hari nanti,
Kamu akan menjadi orang pertama yang ku sapa di setiap pagi..


Selasa, 04 Maret 2014

Senyum yang membuat sejuta tanya (?)

Tatapan kita bertemu (lagi)..
Kamu menatapku, beberapa detik, seakan bertanya kepadaku;
'bagaimana kabarmu?'
Tanpa terucap, hanya terbalaskan senyuman olehku..

'Kamu terlihat lebih kurus jika aku perhatikan, kamu baik-baik saja kan?'
Sebenernya aku ingin menayakan hal itu. Namun, kalimat itu tertahan dipikiranku..

Kamis, 27 Februari 2014

Suatu pagi di tanggal 12 Februari


12 Februari 2014..

Pukul 09.00
Saya masih malas beranjak dari kasur, sambil menyelesaikan buku yang semalam belum selesai saya baca tiba-tiba handphone saya berdering, terlihat nama yang muncul di layar : BEM Pipit

"Halo, Ka, lagi dimana?"
"Lagi di kosan Pit, ada apa?"
"Ini aku di depan kosanmu.."
"Hah?? Iya, tunggu sebentar.."

Biasanya Pipit kalau mau ke kosan itu sms dulu, ini tiba-tiba langsung dateng aja. Ah, mungkin lagi buru-buru.
Saya membuka pintu kosan..
Dan..

Taraa..

Saya tidak hanya menemui Pipit yang ada di depan pintu kosan saya, tapi ternyata sudah ada Fuad, Dio, dan Yanu.. -,-

Jumat, 21 Februari 2014

"mbok ya di sini aja Mbak.."

"Kau tahu apa yang menyenangkan saat bertemu anak-anak, dibanding manusia dewasa? Karena anak-anak itu miskin kepura-puraan. Saat pertama bertemu kau akan tahu mereka menyukaimu atau tidak. Dan itu tulus."
-Ririh Zuhrina-
"Eh, itu ada mbak Ika.." 
Saya yang sedang membaca, tiba-tiba dihampiri oleh empat orang anak..
Raihan, Melisa, Fitri, dan Zahra. Kursi yang disamping saya kosong, tiba-tiba langsung dipenuhi oleh empat anak ini.
"Mbak, lagi baca apa e mbak?" tanya Raihan yang langsung duduk di sebelah kiri saya.
"Judul bukunya 'Ayah'.
"Ini apa mbak?" tanya Raihan sambil memegang pembatas buku yang bergambar daun dan ada kupu-kupunya.
"Itu pembatas buku, biar ga lupa bacanya tadi sampai mana."
"Mbak, bawa laptop ga?"
"Lagi ga bawa dek.."
"Yaah.. boleh pinjem hpnya mbak?"
Saya tersenyum, "Iya, ini.."
Raihan langsung main game 'snake'. Satu-satunya game favorit di hp saya.. :)

Rabu, 19 Februari 2014

Tentang; kata

Tentang kata, yang mungkin tak pernah sampai.
Kau, masih sosok yang sama, yang melontarkan guyonan anehmu, entah, sepertinya terlalu aneh hingga orang-orang bisa tertawa karenanya. 
Aku hanya bisa tersenyum kecil.

Kau menatapku, beberapa detik, seakan bertanya kepadaku, “bagaimana kabarmu?”. Tanpa terucap, hanya terbalaskan senyuman, lalu kau kembali fokus kepada orang-orang di depanmu. Kau bahkan masih sosok yang sama, dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahmu.
Kau kembali menatap. Aku terlalu malu untuk membalas, takut jika hatiku kau baca. Walaupun kau pernah bilang, bahwa kau orang yang tak pandai membaca hati, apalagi itu hatiku.

Selasa, 18 Februari 2014

Pembiaran

Ternyata cinta mempunyai mekanisme sendiri dalam menyelesaikan masalah-masalahnya.
Pembiaran. Ya, pembiaran.
Mereka dengan sengaja membiarkan sebagian masalah itu terjadi. Dan tidak memikirkannya. Apalagi menyelesaikannya.


Karena tidak semua masalah memang harus dipikirkan.
Karena tidak semua masalah memang harus diselesaikan.
Karena memang banyak masalah yang selesai karena tidak dipikirkan dan tidak diselesaikan.

Kapan terakhir kali kita ....

Kapan terakhir kali kita bertemu?
Kapan terakhir kali kita saling menyapa?
Kapan terakhir kali kita berbicara?
Kapan terakhir kali kita saling menatap?
Kapan terakhir kali kita tertawa bersama?
Kapan terakhir kali kita menertawakan hal-hal konyol yang pernah kita lakukan?

Kapan terakhir kali kita bercerita tentang banyak hal?
tentang kesibukan kita masing-masing,
tentang aktivitas kuliah,
tentang mimpi kita masing-masing yang ingin diwujudkan,tentang orang-orang disekeliling kita,
tentang pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan di kepala?

Permohonan maaf yang (mungkin) tak pernah sampai

Pukul 03.20

Mungkin kamu sudah tahu sebelumnya, jika aku lebih suka memilih menyampaikan sesuatu mengalir lewat kata-kata daripada harus bertatap muka denganmu, aku takut..

Haha, jangan bingung dan jangan tertawa, aku bukan takut padamu.. :)
Aku takut tidak dapat mengendalikan rasa dan sikapku ketika aku bertemu denganmu, aku takut tidak dapat menjaga diriku sendiri, terutama hatiku.
Aku takut terhadap ketakutan yang dibuat oleh diriku sendiri.
Aku malu..

Boleh aku jelaskan semuanya disinii?
Aku harap kamu mau mendengarkannya sampai selesai..
Entah kapan penjelasan ini akan sampai padamu, hingga membuatmu mengerti, aku khawatir tidak cukup lagi waktuku untuk menjelaskan ini semua padamu..

Tembok Pertahanan yang runtuh


Jika ditanya kapan kita pertama kali bertemu? dan dimana?
Mohon maaf, aku tidak bisa mengingatnya, aku tidak bisa mengingat kapan pertama kali kita bertemu, dan dimana kita mulai saling memperkenalkan diri. Yang kusadari adalah tiba-tiba saja aku sudah mengenal kamu, kemudian kita saling berusaha untuk menjadi teman yang baik.

Tentang: Hukum I Thermodinamika



"Kamu tahu hukum I Thermodinamika, Ra?"
"Hmm, energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Kita hanya dapat mengubah bentuk energi, iya kan?"
"Iya.. tidak ada energi yang tiada, adanya berubah bentuk, energi itu kekal, begitu juga dalam hal pengorbanan, Ra"
"Maksudnya?"
"Pada hakikatnya kita akan terus berkorban untuk orang-orang yang kita cintai Ra, keluarga, orang tua, teman, dan untuk seseorang dimasa depanmu, namun jangan pernah sekalipun kamu merasa pernah berkorban untuk mereka. Karena sesungguhnya tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Yang ada, pengorbanan yang telah kamu lakukan akan berubah bentuk, menyublim menjadi butiran-butiran kenangan dalam doa."  
Aurora, 22 Januari

Berbalas oleh semesta

Hal apa yang lebih membahagiakan di dunia ini selain mengetahui bahwa sebuah permohonan kecilmu padaNya terwujud??
Itu membahagiakan sekali kawan.. :) 

Walapun bagi sebagian orang mungkin itu hal yang biasa-biasa saja, namun permohonan itu yang selalu kau pinta padaNya.. 
Jika kerinduan tanah kemarau yang mengharap perjumpaan rintik-rintik hujan saja terbalas, maka sejatinya tidak ada sesuatu apapun yang tidak berbalas oleh semesta…

Ditulis bersama hujan yang turun di akhir November 2013

Tentang: Menumbuhkan

Selamat malam, Ra..
Rasanya sudah lama kita tidak banyak bercerita.
Apakah pagi menceritakan padamu tentang hujan yang mengawali harinya?
Atau hujan berbicara langsung, tentang doa yang diucap dari seseorang yang sedang memendam rindu diam-diamnya?

Kamu tahu, terkadang memang ada hal-hal yang tidak seharusnya tumbuh.
Terkadang juga, kita tidak selalu menuai apa-apa yang telah kita tanam.

Tentang: menjaga

Karena pada hakikatnya, kita tidak pernah memiliki apa-apa..
Kita (hanya) tumbuh..
Kemudian bertanya; Hal apa yang sulit dari bertumbuhnya sesuatu?

(adalah) menjaga..

Maka, jaga dan rawatlah apa yang ada,
Sebelum semua itu kembali menjadi tiada..

P.s:
Untuk siapapun yang menyadari bahwa sejatinya kita tidak pernah memiliki apa-apa, bahkan untuk setiap detik hembusan nafas kita saat ini…